Kemampuan berbahasa Indonesia dibutuhkan untuk seorang expatriat. Tuntutan untuk memperketat seleksi para expatriat semakin ramai diteriakkan. Sewajarnya memang expatriat tidak hanya hadir sebagai tenaga kerja yang hanya mengurusi soal pekerjaan tetapi juga harus memperhatikan betul kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Negara dimana dia tinggal. Terlebih lagi, ketika para expat itu harus berhadapan dengan tenaga kerja lokal yang kemampuan bahasa asingnya sebagian masih sangat minim. Jika hal ini terus berlanjut bukan tidak mungkin suatu saat akan terjadi kesalahpahaman atau miskomunikasi yang akan sangat merugikan perusahaan. Pemerintah juga seharusnya memperketat lagi penyaringan expatriat yang akan datang ke Indonesia sebagai tenaga kerja khususnya dalam hal berbahasa.
Beberapa negara seperti Korea, Jepang dan Australia sudah melakukan hal yang perlu dicontoh oleh negara lain yang memiliki hubungan bisnis dengan Indonesia. Ketiga negara itu menyediakan sarana pendidikan Bahasa Indonesia bagi warganya yang akan bertugas di Indonesia. Bahkan ada kampus yang memberikan materi Bahasa Indonesia bagi mahasiswanya. Jangan heran apabila ada orang Australi ke Indonesia bukan dalam rangka bekerj, tapi belajar wayang. Bermula dari sekedar ingin tau tentang Bahasa Indonesia, kemudian dia mahir berbahasa Indonesia dan akhirnya cinta dengan budaya Indonesia.
Ada juga cerita menarik dari warga Korea. Dia bekerja di Indonesia dan ingin memperdalam lagi kemampuan Bahasa yang sudah dipelajarinya ketika di korea. Expatriate seperti ini yang membuat suasana kerja di beberapa perusahaan menjadi lebih hangat dan minim kemungkinan terjadi kesalahfahaman antara orang asing dengan orang lokal.
Untuk profesi yang memiliki resiko tinggi seperti dokter atau perawat seharusnya memiliki kemampuan Bahasa Indonesia yang unggul. Karena bila mereka tidak mengerti dengan bahasa yang diucapkan oleh para pasien, tentu akan sangat membahayakan. Salah memberikan obat dan perawatan sudah pasti menjadi resiko yang harus dihadapi. Sebenarnya, bukan hanya 2 profesi tersebut saja yang membutuhkan Bahasa Indonesia yang baik. Hampir semua profesi juga memerlukan kemampuan komunikasi yang baik, agar pekerjaan yang dilakukan bisa berjalan dengan baik.
Kemampuan Bahasa Indonesia tidak hanya tentang percakapan atau berbicara. Lebih dari itu, para expatariat juga harus mampu menggunakan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan media tertulis. Akan membutuhkan waktu yang lama jika para expatriat belajar Bahasa indonesia secara autodidak. Belajar langsung dari guru Bahasa Indonesia untuk expatriat pasti akan menjadi solusi terbaik.
Guru Bahasa Indonesia untuk expatriat yang berkualitas dan telah berpengalaman mengajar para tenaga asing menjadi solusi terbaik agar penguasaan Bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan lebih cepat. Selain itu, proses belajar mengajar Bahasa Indonesia seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan para ekspatriat itu. Indo Les dapat memberikan itu semua. Bagi para expatriate yang ingin belajar Bahasa Indonesia dari percakapan dasar hingga mahir, maka materi akan diberikan semuanya. Namun apabila expatriate hanya fokus pada percakapan dasar, waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama. Hanya butuh waktu antara 20 hingga 30 pertemuan dengan durasi 90 menit setiap pertemuan.
Bagi tenaga asing yang berdomisili di wilayah Surabaya, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, Depok, Makassar, Semarang, Bandung dan Medan dapat menggunakan jasa guru bahasa Indonesia dari Indo Les.
Dapatkan promo menarik dan hubungi segera nomor yang ada pada web, tinggalkan pesan apabila tidak ada respon.
Atau mintalah penawaran melalui email ke indolespirvate@gmail.com. Kami akan kirimkan quotation. Setelah expat setuju dengan harganya, tinggal tentukan jadwalnya, dan pelajaran bisa segera dimulai.
Kelas On-Line
Bos dan kolega anda ingin belajar Bahasa Indonesia tapi masih tinggal di negrinya karena pandemi? Atau mungkin bisa jadi si Bos sudah ada di Indonesia, namun menghindari belajar tatap muka karena riskan? Les Bahasa online saja. pembelajaran dilakukan dengan media online seperti Facebook Messenger, Google meet, GrooVelp, Hangouts, WhatsApp (WA), LINE, WeChat, Skype, Telegram, KakaoTalk, IMO, Airtripp, Zoom, Slack, GoToMeeting, FaceTime, FreeConference, Cisco WebEx, Jisti, Blue Jeans, Microsoft Team dan lain-lain.
Recent Comments